TANGERANG – Pentas Seni (Pensi) SMAN 03 Curug Kabupaten Tangerang yang digelar dengan meriah pada Desember 2023 lalu, ternyata menyisakan cerita yang sangat mengagetkan.
Seorang vendor dalam acara tersebut, Buyung, harus menerima tekanan dari berbagai pihak yang alat-alat milik mereka seperti sound sistem dan seperangkat alat musik dari vendor yang disewa penyelenggara.
Hal tersebut terjadi, karena acara Pensi SMAN 03 Curug Kabupaten Tangerang itu memiliki piutang senilai Rp.62 juta kepada mereka.
Buyung pun menjadi sasaran, karena pihak-pihak yang menyediakan alat dalam Pensi tersebut mendapatkan jaminan darinya sebelum pelaksanaan.
“Saya sih berharapnya, pihak panitia termasuk para orang tua (siswa) nya dan sekolah mau sama-sama cari solusi dan enggak melepas tanggungjawab begini. Kan semuanya, terlibat kok dan sepakat waktu itu demi satu tujuan supaya acara (Pensi) nya bisa jalan,” ujar Buyung, Rabu (03/04/2024).
Parahnya, Buyung sampai menyerahkan sepeda motornya kepada vendor pemilik alat yang juga masih rekan bisnisnya.
Kata Buyung, hal itu dilakukannya sebagai jaminan itikad baik untuk membereskan utang yang masih tersisa.
Sementara ketika dikonfirmasi terkait kebenaran piutang kegiatan Pensi itu, pihak Humas SMAN 03 Curug Kabupaten Tangerang, Nur Komarudin, menegaskan sekolah tidak terlibat dalam acara tersebut.
Padahal, acara yang telah digelar di Mall Ciputra, Citra Raya, Kabupaten Tangerang dengan menghadirkan musisi dari Grup Band Payung Teduh, Daun Jatuh, Vieratale dan The Changcuters, surat izin keramaiannya ke Polsek Panongan ditandatangani oleh Kepala Sekolah (Kepsek).
Ia bahkan menuturkan, bahwa mulai dari pembentukan panitia hingga persiapan pelaksanaan acara, merupakan inisiatif dari para siswa tanpa keterlibatan pihak sekolah.
Dirinya sendiri mengakui, memang mendapatkan arahan agar mendampingi panitia saat akan mengurus perizinan dari pihak keamanan. Namun ternyata, tidak ada dari panitia yang menghubunginya.
“Jadi kalo, ketika ada masalah, mereka (siswa/panitia-red) baru ngomong. Nih ya kalo ditanya, bagaimana kegiatan (Pensi). Mereka jawabnya, tenang-tenang-tenang…namun ujung-ujungnya kan seperti itu (menyisakan masalah),” ujar Nur, lirih.
Bahkan saat ditanya langkah sekolah dalam menghadapi permasalahan yang ada di depan siswa-siswa mereka, dirinya mengaku kebingungan dengan apa yang terjadi.
Kendati demikian sebagai Pendidik, Nur mengaku menyayangkan atas kelakuan peserta didiknya yang berujung peristiwa piutang ini.
Tinggalkan Balasan