KARYABANTEN.COM – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Tangerang, Dadan Gandana menyebut data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI terkait angka putus sekolah sebagai data anomali.

Pernyataan nya itu menanggapi angka putus sekolah di Kabupaten Tangerang yang semakin meningkat, yakni mencapai 25.454 anak. Dari angka tersebut, Kabupaten Tangerang ini masih menjadi wilayah dengan angka putus sekolah tertinggi se-Provinsi Banten. 

Data anomali adalah data yang menyimpang atau tidak sesuai. Hal itu ia katakan lantaran dari beberapa sampel yang pernah dilakukan pengecekan, anak yang tercatat putus sekolah pada Kemendikdasmen ternyata bukan tidak melanjutkan sekolah tetapi masuk pesantren.

“Sedangkan data untuk pondok pesantren itu masuknya ke Kementrian Agama,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (26/4/2025).

Selain itu, lanjutnya, ada beberapa faktor lainnya sehingga banyaknya anak-anak di Kabupaten Tangerang ini tercatat putus sekolah, diantaranya para warga perantau yang sebelumnya tinggal mengontrak, mencari nafkah dan anaknya juga bersekolah di Kabupaten Tangerang, namun kemudian hari memutuskan pulang kampung ke daerah asalnya.

“Sehingga anak yang tercatat bersekolah di Kabupaten Tangerang itu terdata sebagai putus sekolah, padahal pindah sekolah di kampung asal orang tuanya,” jelasnya.

Kendati demikian, Dadan mengakui bahwa selama ini Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang tidak memiliki data terkait angka putus sekolah yang ada diwilayah. Maka dari itu, kedepannya pihaknya akan melakukan langkah konkret terkait hal tersebut.

Seperti, berkoordinasi dengan Kemendikdasmen terkait akses sistem Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin). Kemudian berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, diantaranya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) dan Kemenag.

“Atau jika diperlukan kita akan kembangkan sistem sendiri untuk mendata anak-anak putus sekolah. Dengan begitu kita dapat mengetahui jumlah yang sebenarnya,” ucapnya.

Lebih jauh, Dadan menyatakan Dinas Pendidikan juga akan bekerjasama dengan Pemerintahan Desa dalam melakukan pendataan serta mendorong anak-anak yang mengalami putus sekolah untuk bisa dan mau mengikuti sekolah paket.

“Kemdian pak Bupati juga dalam waktu dekat ini akan melaksanakan program sekolah swasta gratis. Dengan upaya-upaya tadi diharapkan tidak ada lagi anak putus sekolah di Kabupaten Tangerang,” tandasnya.

(Deri)