Karyabanten.com – Para pengguna jalan mengaku dirugikan lantaran kejebak macet saat melintas di ruas jalan tol Tangerang – Merak (Tamer). Kemacetan panjang itu dipicu oleh adanya proyek pembangunan infrastruktur jalan nasional.
Kondisi tersebut juga diperparah lagi dengan adanya penutupan akses keluar masuk jalan tol Merak, sehingga membuat para pengguna jalan bebas hambatan itu semakin kecewa.
Diketahui, penutupan akses tol arah Pelabuhan Merak akibat proyek pembangunan jalan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui pengawasan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Banten dan Satker PPK 1.2 tentu menuai kritik dari para pengguna jalan.
Salah satunya datang dari Dwi Sandy, aktivis sekaligus pengguna jalan yang kecewa karena dampak penutupan akses tersebut mengganggu perjalanan masyarakat, terutama yang hendak menyeberang melalui Pelabuhan Merak.
“Akses tol ke pelabuhan itu jalur utama dan bebas hambatan. Masa iya harus ditutup total? Apalagi kita semua tahu Pelabuhan Merak itu objek vital nasional. Harusnya ada alternatif solusi, jangan langsung ditutup total begini,” ujar Dwi yang mengaku pagi tadi terjebak kemacetan parah di sekitar gerbang Tol Merak, Rabu (2/7/2025).
Sementara itu Alam pengguna jalan tol lainnya menambahkan, penutupan tersebut sangat merugikan pengguna jalan yang sudah membeli tiket kapal secara online, karena tiket penyeberangan memiliki batas waktu penggunaan.
“Tiket saya saja tadi harus digunakan sebelum pukul 10.30 WIB. Tapi karena penutupan tol dan pengalihan jalur ke jalan nasional bawah yang sempit, saya terjebak macet panjang dan hampir terlambat,” keluhnya.
Kata dia, seluruh kendaraan baik besar maupun kecil dialihkan keluar tol menuju jalan Arteri bawah yang kapasitas jalannya terbatas, sehingga menyebabkan antrean panjang, khususnya di jam-jam sibuk pagi hari.
Alam mendesak agar PT Marga Mandalasakti (MMS) selaku pengelola jalan tol segera duduk bersama dengan BPJN Banten dan Satker PPK 1.2 untuk mencari solusi cepat agar pembangunan infrastruktur tidak sampai mengorbankan kepentingan publik.
“Pembangunan harus jalan, tapi jangan sampai menutup akses vital tanpa manajemen lalu lintas yang matang. Ini soal kenyamanan dan kepastian pengguna jalan, apalagi mereka yang membawa barang, logistik, atau memiliki jadwal keberangkatan, di tambah lagi minimnya sosialisasi terkait penutupan jalan tersebut,” pungkas Alam.
Sementara itu, pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Banten dan Satker PPK 1.2 hingga saat ini belum dapat dikonfirmasi, kendati demikian, Karyabanten.com akan terus berupaya untuk mendapatkan keterangan resminya.
Tinggalkan Balasan